Pengembangan Layanan IT - Selama 4.500 tahun, Di balik kemegahannya, Piramida Agung Giza menyimpan misteri yang masih coba diungkap para ilmuwan dan arkeolog, yakni bagaimana bangunan ini dibangun? Temuan terbaru diyakini menjadi jawaban atas pertanyaan tersebut.
Mengulik bagaimana Piramida dibangun memang menarik. Pertanyaan itu didasari pada beratnya pekerjaan membawa bebatuan di gurun, dan minimnya teknologi pendukungnya. Batu yang dibutuhkan pun dalam jumlah besar, sementara alat canggih untuk mengangkutnya melewati gurun pasir belum ada pada zaman Mesir Kuno.
Dari berbagai penelitian sebelumnya, para arkeolog telah lama mengetahui bahwa bebatuan tersebut dibawa sejauh delapan mil dari Giza ke sebuah tempat bernama Tura. Sementara bahan granit digali dari jarak lebih dari 500 mil. Adapun cara bagaimana bahan-bahan ini diangkut, masih menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan.
Bukti baru yang ditemukan para arkeolog memperlihatkan, orang zaman Mesir Kuno mengangkut lebih dari 170.000 ton batu kapur untuk membangun Piramida Agung Giza, menggunakan perahu yang dibuat khusus.
"Kami telah menguraikan pusat cekungan kanal yang dijadikan area pengiriman utama ke kaki dataran tinggi Giza," kata arkelogis asal Amerika Serikat Mark Lehner yang sudah berpengalaman 30 tahun melakukan penggalian di Mesir.
Informasi ini terungkap dari gulungan kertas papirus kuno, berbagai potongan bekas badan perahu dan jaringan saluran air di lokasi Piramida. Hasil penelitian mengungkapkan bagaimana bangunan berusia lebih dari 4.000 tahun ini dibangun pada 2.550 SM. informasi yang tertera di gulungan kertas papirus tersebut ditulis oleh seorang lelaki bernama Merer. Dia diketahui adalah seseorang yang memimpin sekitar 40 pelaut.
Para arkeolog meyakini ada ribuan pekerja terlatih yang menggunakan perahu untuk menyusuri kanal yang digali sepanjang Sungai Nil. Pelayaran ini bertujuan mengangkut batu kapur. Perahu-perahu ini disatukan oleh tali tebal yang dipilin. Beberapa di antaranya masih dalam kondisi baik saat ditemukan.
Setelah mengumpulkan bahan-bahan bangunan tersebut, para pekerja membawanya ke sebuah pelabuhan yang berjarak beberapa meter dari dasar Piramida. Total, ada sekitar 2,3 juta blok batuan terkirim dengan cara ini selama dua dekade
Mengulik bagaimana Piramida dibangun memang menarik. Pertanyaan itu didasari pada beratnya pekerjaan membawa bebatuan di gurun, dan minimnya teknologi pendukungnya. Batu yang dibutuhkan pun dalam jumlah besar, sementara alat canggih untuk mengangkutnya melewati gurun pasir belum ada pada zaman Mesir Kuno.
Dari berbagai penelitian sebelumnya, para arkeolog telah lama mengetahui bahwa bebatuan tersebut dibawa sejauh delapan mil dari Giza ke sebuah tempat bernama Tura. Sementara bahan granit digali dari jarak lebih dari 500 mil. Adapun cara bagaimana bahan-bahan ini diangkut, masih menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan.
Bukti baru yang ditemukan para arkeolog memperlihatkan, orang zaman Mesir Kuno mengangkut lebih dari 170.000 ton batu kapur untuk membangun Piramida Agung Giza, menggunakan perahu yang dibuat khusus.
"Kami telah menguraikan pusat cekungan kanal yang dijadikan area pengiriman utama ke kaki dataran tinggi Giza," kata arkelogis asal Amerika Serikat Mark Lehner yang sudah berpengalaman 30 tahun melakukan penggalian di Mesir.
Informasi ini terungkap dari gulungan kertas papirus kuno, berbagai potongan bekas badan perahu dan jaringan saluran air di lokasi Piramida. Hasil penelitian mengungkapkan bagaimana bangunan berusia lebih dari 4.000 tahun ini dibangun pada 2.550 SM. informasi yang tertera di gulungan kertas papirus tersebut ditulis oleh seorang lelaki bernama Merer. Dia diketahui adalah seseorang yang memimpin sekitar 40 pelaut.
Para arkeolog meyakini ada ribuan pekerja terlatih yang menggunakan perahu untuk menyusuri kanal yang digali sepanjang Sungai Nil. Pelayaran ini bertujuan mengangkut batu kapur. Perahu-perahu ini disatukan oleh tali tebal yang dipilin. Beberapa di antaranya masih dalam kondisi baik saat ditemukan.
Setelah mengumpulkan bahan-bahan bangunan tersebut, para pekerja membawanya ke sebuah pelabuhan yang berjarak beberapa meter dari dasar Piramida. Total, ada sekitar 2,3 juta blok batuan terkirim dengan cara ini selama dua dekade