Pengembangan Layanan IT - Selain berita tentang letusannya, ada beberapa hal yang perlu Anda ketahui dari Gunung Agung. Empat Fakta Gunung Agung yang Perlu Anda KetahuiGunung Agung sempat mengalami penyusutan atau depresurisasi selama 3-4 jam. (Oongnoi/Thinkstock)
Letusan gunung Agung sejak beberapa hari yang lalu menyita perhatian publik.
Apalagi sejak beberapa hari yang lalu, akibat letusan gunung Agung bandara Ngurah Rai ditutup dan membuat para wisatawan tak bisa masuk ke Bali.
Selain berita letusannya, ada beberapa hal yang perlu Anda ketahui tentang gunung Agung. Dirangkum dari Smithsonian Global Volcano Program, Senin (27/11/2017) inilah beberapa fakta tentang gunung Agung.
1. Gunung Agung pernah meletus besar pada 1963-1964
Letusan gunung Agung di 1963-1964, salah satu letusan gunung terbesar di abad ke-20. Letusan ini dimulai pada 18 Februari 1963 dan berhenti pada 27 Januari 1964.
Letusan ini juga disebut-sebut menurunkan suhu bmi sebesar 0,4 derajat celcius. Hal tersebut terjadi karena abu dan gas beracun dikeluarkan ke udara.
Diwartakan ABC News, Senin (27/11/2017), menurut Richard Arculus, seorang profesor Emeritus bidang geologi di Universitas Nasional Australia, ketika gunung Agung meletus 54 tahun lalu, ia memuntahkan sejumlah besar abu dan sulfur dioksida ke atmosfer.
Sulfur dioksida itu kemudian bereaksi dengan uap air di udara dan membentuk tetesan asam sulfat.
Sekitar 10 juta ton tetesan tersebut terakumulasi di stratosfer bumi dan membentuk kabut. Kabut inilah yang kemudian bertindak sebagai penghalang dan mengurangi jumlah sinar ultraviolet (UV) dan menghasilkan efek pendinginan.
2. Gunung Agung tidak bisa didaki sembarang waktu
Seperti yang banyak diketahui, di gunung Agung terdapat pura Besakih. Pura Besakih sendiri merupakan pura tertinggi di Bali.
Karenanya, saat ada upaca keagamaan gunung Agung ditutup untuk pendakian. Aturan setempat menyebutkan bahwa tidak boleh ada yang lebih tinggi dari pura Besakih.
Untuk itu, saat Anda ingin mendaki gunung tertinggi di pulau dewata ini, perlu ke pura Besakih terlebih dahulu untuk mengecek apakah ada upacara keagamaan atau tidak.
3. Pernah terdeteksi anomali termal di gunung Agung
Anomali termal dideteksi oleh MODIS sepanjang tahun 2001-2002 di zona proksimal ke puncak gunung Agung. Peringatan pertama terjadi pada 23 September 2001 dan yang terbesar terjadi pada 12 Agustus dan 5 Oktober 2002.
Semua peringatan tersebut terjadi di luar kawah puncak dan diasumsikan kebakaran dibandingkan aktivitas gunung berapi.
4. Pada 1989 sempat terekam gempa tektonik di sekitar gunung Agung
Pada Juli 1989, terpantau aktivitas fumarolik dan solfatorik (terbatas pada kawah) yang mengeluarkan lumut putih tipis yang secara berkala terlihat dari observatorium. Pada akhir Juli, bahkan tercatat terdapat 69 aktivitas tektonik, 3 tipe vulkanik A, dan 6 kejadian tipe B vulkanik.
Selain itu, pada November tercatat juga ada aktivitas di gunung Agung. Pengamatan dari obesrvatorium Rendang dan Bundakeling tidak menangkap kabut putih dari lapangan solfatara atau material yang terlepas dari dinding kawah.
Hanya saja, pada bulan November tercatat 59 tektonik dan dua guncangan vulkanik di gunung Agung.
Letusan gunung Agung sejak beberapa hari yang lalu menyita perhatian publik.
Apalagi sejak beberapa hari yang lalu, akibat letusan gunung Agung bandara Ngurah Rai ditutup dan membuat para wisatawan tak bisa masuk ke Bali.
Selain berita letusannya, ada beberapa hal yang perlu Anda ketahui tentang gunung Agung. Dirangkum dari Smithsonian Global Volcano Program, Senin (27/11/2017) inilah beberapa fakta tentang gunung Agung.
1. Gunung Agung pernah meletus besar pada 1963-1964
Letusan gunung Agung di 1963-1964, salah satu letusan gunung terbesar di abad ke-20. Letusan ini dimulai pada 18 Februari 1963 dan berhenti pada 27 Januari 1964.
Letusan ini juga disebut-sebut menurunkan suhu bmi sebesar 0,4 derajat celcius. Hal tersebut terjadi karena abu dan gas beracun dikeluarkan ke udara.
Diwartakan ABC News, Senin (27/11/2017), menurut Richard Arculus, seorang profesor Emeritus bidang geologi di Universitas Nasional Australia, ketika gunung Agung meletus 54 tahun lalu, ia memuntahkan sejumlah besar abu dan sulfur dioksida ke atmosfer.
Sulfur dioksida itu kemudian bereaksi dengan uap air di udara dan membentuk tetesan asam sulfat.
Sekitar 10 juta ton tetesan tersebut terakumulasi di stratosfer bumi dan membentuk kabut. Kabut inilah yang kemudian bertindak sebagai penghalang dan mengurangi jumlah sinar ultraviolet (UV) dan menghasilkan efek pendinginan.
2. Gunung Agung tidak bisa didaki sembarang waktu
Seperti yang banyak diketahui, di gunung Agung terdapat pura Besakih. Pura Besakih sendiri merupakan pura tertinggi di Bali.
Karenanya, saat ada upaca keagamaan gunung Agung ditutup untuk pendakian. Aturan setempat menyebutkan bahwa tidak boleh ada yang lebih tinggi dari pura Besakih.
Untuk itu, saat Anda ingin mendaki gunung tertinggi di pulau dewata ini, perlu ke pura Besakih terlebih dahulu untuk mengecek apakah ada upacara keagamaan atau tidak.
3. Pernah terdeteksi anomali termal di gunung Agung
Anomali termal dideteksi oleh MODIS sepanjang tahun 2001-2002 di zona proksimal ke puncak gunung Agung. Peringatan pertama terjadi pada 23 September 2001 dan yang terbesar terjadi pada 12 Agustus dan 5 Oktober 2002.
Semua peringatan tersebut terjadi di luar kawah puncak dan diasumsikan kebakaran dibandingkan aktivitas gunung berapi.
4. Pada 1989 sempat terekam gempa tektonik di sekitar gunung Agung
Pada Juli 1989, terpantau aktivitas fumarolik dan solfatorik (terbatas pada kawah) yang mengeluarkan lumut putih tipis yang secara berkala terlihat dari observatorium. Pada akhir Juli, bahkan tercatat terdapat 69 aktivitas tektonik, 3 tipe vulkanik A, dan 6 kejadian tipe B vulkanik.
Selain itu, pada November tercatat juga ada aktivitas di gunung Agung. Pengamatan dari obesrvatorium Rendang dan Bundakeling tidak menangkap kabut putih dari lapangan solfatara atau material yang terlepas dari dinding kawah.
Hanya saja, pada bulan November tercatat 59 tektonik dan dua guncangan vulkanik di gunung Agung.